Profil dan Kiprah Yuki Permana, Cawabup Mamuju Dampingi Sutinah Suhardi

Profil dan Kiprah Yuki Permana, Cawabup Mamuju Dampingi Sutinah Suhardi
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi dan Yuki Permana. Foto: Istimewa

Mamuju, SULBARKINI.com – Politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Yuki Permana, menjadi figur yang banyak mendapat perhatian publik Kabupaten Mamuju usai ditetapkan sebagai Calon Wakil Bupati Mamuju mendampingi calon bupati petahana, Sitti Sutinah Suhardi.

Pasangan nomor urut 1 dengan tagline “Taki Lanjutkan Mamuju Keren,” ini diusung dan didukung 13 partai politik, yakni Partai Demokrat, PKS, Nasdem, Gerindra, Hanura, PAN, PKB, PBB, PPP, PSI, Partai Gelora, Partai Ummat, dan Partai Buruh.

Dalam dunia politik, Yuki Permana termasuk politisi senior yang telah lama malang-melintang bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia memulai karier politiknya sebagai Kepala Bidang Kaderisasi di DPD PKS Makassar.

Yuki Permana juga sempat menjadi Sekretaris Umum DPW PKS Sulawesi Selatan dan pada tahun 2004, ia menjadi Ketua Umum DPW PKS Sulawesi Barat.

Yuki juga sebelumnya pernah menjadi Anggota DPRD Sulbar selama dua periode dari Daerah Pemilihan Mamuju.

Ia mengungkapkan, dirinya bersedia mendampingi Sutinah Suhardi pada Pilkada Mamuju 2024 karena kedekatan dan hubungan politik yang intens antara Partai Demokrat dengan PKS di kancah politik lokal di Kabupaten Mamuju dalam 20 tahun terakhir.

Baca Juga:  RPT-DBL Resmi Terima Rekomendasi B1.KWK dari Hanura

“Jadi memang, PKS sudah 20 tahun berkoalisi dengan Demokrat dalam dunia politik di Kabupaten Mamuju. Setelah melalui penjajakan dengan ibu Sutinah yang ditindaklanjuti dengan komunikasi antarpartai pendukung dan pengusung, akhirnya PKS mendorong dan memberikan kepercayaan sebagai calon Wakil Bupati Mamuju mendampingi ibu Sutinah,” ungkap Yuki Permana, Rabu (2/10).

Ia menuturkan, Sutinah Suhardi sebagai sosok wanita tangguh yang sudah terlibat dalam kegiatan politik empat tahun terakhir sekaligus menjalani periode pertama sebagai Bupati Mamuju sejak dilantik pada Februari 2021.

“Sutinah sebagai wanita tangguh dan sebelumnya sudah berkiprah sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara). Tentunya, ia mempunyai pengalaman dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, baik secara kedinasan maupun saat menjadi Bupati Mamuju,” ujar Yuki.

Profil dan Kiprah Yuki Permana, Cawabup Mamuju Dampingi Sutinah Suhardi
Pasangan Sitti Sutinah Suhardi dan Yuki Permana diusung dan didukung 13 partai politik di Pilkada Mamuju. Foto: Istimewa

Ia menambahkan, menjadi sebuah kebanggaan bagi dirinya dalam mendampingi Sutinah di kontestasi Pilkada Mamuju 2024 dan akan menjadi motivasi tersendiri untuk bekerja maksimal jika kelak terpilih.

“Program ibu Sutinah sudah ada yang berjalan dalam tiga tahun terakhir. Itu tentu akan dievaluasi yang mana program sudah berjalan dengan baik dan tingkat capaian hingga 70 persen, dan program kerja yang memerlukan pembenahan ke depannya,” ungkapnya.

Baca Juga:  Sosok Bebas Manggazali di Mata Tokoh Pemuda Luyo: Murah Hati, Dekat dengan Masyarakat

Yuki menyatakan sejumlah tantangan yang dihadapi Sutinah dalam periode pertamanya sebagai Bupati Mamuju, yakni persoalan COVID-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Di samping itu, kondisi Mamuju di awal pemerintahan Sutinah Suhardi yang terdampak gempa 6,2 magnitudo serta masa pemerintahan yang tidak sampai lima tahun karena aturan pilkada serentak 2024.

“Jadi, memang ada program yang belum maksimal karena COVID-19 dan dampak gempa. Apalagi, bisa dibilang umur pemerintahan yang belum sampai atau terpangkas karena aturan pilkada serentak yang sebelumnya dilantik pada tahun 2021. Jadi, masa pemerintahan Ibu Sutinah baru sekitar tiga tahun berjalan,” ucapnya.

Yuki Permana diketahui lahir pada 30 Desember 1972 dan mengenyam Pendidikan SD hingga STM di Makassar. Pada 1993-1998, Yuki Permana berkuliah di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas).

Ia merupakan putra dari seorang purnawirawan TNI bernama Kamaruddin Baso dan ibunya berasal dari Cimahi, Jawa Barat.

Darah Bugis-Makassar mengalir dari kakeknya yang berasal dari Kabupaten Bone dan neneknya dari Kabupaten Gowa. Istrinya, Andi Hamdia, berasal dari Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. (adi)