Sulbar Kini, Majene – Sebanyak 513 Kepala Keluarga (KK) dan 6 rumah warga hanyut terseret banjir di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis 27 Mei 2022, kemarin.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulbar, Amri Eka Sakti mengungkapkan, data itu merupakan update terbaru yang direkap dari tim khusus BPBD Sulbar yang melakukan peninjauan langsung di lokasi kejadian, Jumat 27 Mei 2022. Data diperoleh atas kerja sama BPBD Kabupaten Majene dan Mamuju.
“Laporan sementara ada 513 kepala keluarga yang terdampak banjir dan 6 rumah warga yang hanyut. Kita masih menunggu, karena data ini terus berkembang,” kata Amri Eka Sakti melalui sambungan telepon, siang tadi.
Mengenai kondisi terkini, Amri menjelaskan jika saat ini penanggulangan bencana fokus di Kabupaten Majene. Disebabkan Desa Taan di Kabupaten Mamuju yang awalnya ikut terendam sudah mulai surut.
“Tengah malam tadi Desa Taan sudah mulai membaik. Nah sekarang kita fokus ke Majene,” ungkapnya.
Menangani bencana, Amri telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mamuju dan Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinsos Sulbar. Mereka akan berkolaborasi dalam memberikan pertolongan kepada warga terdampak.
“Basarnas sudah menerjunkan satu tim pertolongan. Tagana dari Dinsos juga sudah turun satu regu,” sebut Amri.
Bantuan sementara, kata dia Pemprov Sulbar telah menurunkan 3 unit mobil tangki air dan 4 unit tandon air.
“Bantuan lain berupa beras 2 ton dan pendirian dapur umum oleh Dinsos Sulbar,” urainya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan BPBD) Majene, Sirajuddin mengungkapkan, kondisi banjir sudah mulai menyusut. Beberapa warga sudah meninggalkan pengungsian untuk membersihkan rumahnya.
Warga lain yang masih mengungsi karena merasa takut dan ada pula yang memang rumahnya rusak.
“Itu dialami 86 KK warga Desa Bambangan,” imbuh Sirajuddin.
Meski musibah tersebut tak menelan korban jiwa, ia mengimbau seluruh warga tetap waspada. Pihaknya pun telah menyediakan posko darurat di lokasi banjir untuk memberikan bantuan secara sigap.
Posko itu dibangun atas kerja sama TNI, Polri, Basarnas, tenaga kesehatan dan para relawan.
“Kita harus tetap waspada saat cuaca ekstrim begini. Kita juga sudah mengeluarkan status tanggap darurat untuk menangani ini,” tandasnya. (***)