Sulbar Kini, Polman – Pondok Pesantren Al-Risalah kembali menggelar Khatam Saraf dan penamatan santri Tahun 2022 di Ponpes Putra Al-Risalah di Desa Batetangnga, Kabupaten Polman, Minggu (27/03/22).
Sebanyak 286 Khatam saraf dan 75 Santri yang dinyatakan lulus dalam menyelesaikan pendidikan di Ponpes yang dinaungi Yayasan Harisah Al-Gifary tersebut.
Syamsul yang hadir mewakili Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, menyampaikan apresiasi atas capaian yang diraih Ponpes Al-Risalah meskipun pondok pesantren tersebut baru beberapa tahun didirikan.
Mantan Kabag TU ini memberikan semangat dan motivasi terhadap orang tua dan santri yang memilih Pondok pesantren sebagai tempat untuk mengenyam pendidikan.
Menurutnya, keberadaan Ponpes pada era saat ini sudah tidak diragukan lagi. Berbagai instansi pemerintah telah mengakui lulusan yang lahir dari pondok pesantren , bahkan instansi Polri dan TNI menjadikan santri lulusan ponpen menjadi prioritas untuk melanjutkan karier dimasa mendatang.
Selain itu, keberadaan santri ditengah masyarakat diharapkan mampu menjadi sosok penting dalam menjaga lingkungan sekitarnya dari berbagai faham-faham radikal.
Dibutuhkan santri santri yang kompoten dalam mengemban tugas menjaga dan merawat bangsa dari faham dan tindakan intoleran yang dilakukan oleh oknum yang ingin memecah belah masyarakat.
Lebih lanjut ia menjelaskan jika Kementerian Agama telah menjadikan pondok pesantren sebagai prioritas utama. Hal tersebut tergambar dari Program Prioritas Kementerian Agama Tahun 2022.
Kemandirian pondok pesantren menjadi hal mutlak bagi ponpes agar mampu membiayai dirinya dari program-program yang dilaksanakan dilingkungan pondok pesantrennya itu sendiri.
Sebelum menutup sambutannya, Kabid Pakis Kanwil Kemenag Sulbar mengajak masyarakat agar selektif dalam memilih Pondok pesantren sebagai tempat mengenyam pendidikan agama.
Pada acara tersebut, hadir pula Kasi Pontren Kanwil Kemenag Sulbar Abd. Majid, Kasi Pontren Kemenag Polman Athar, Pembina Ponpes Al-Risalah Muhdin Bedong serta tokoh masyarakat Alimuddin Lidda. (Awal Dion)
