Pelayanan di kantor Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, dikeluhkan sebagian warga dan dianggap tidak maksimal. Hal tersebut lantaran Camat Simboro Abdul Syahid Pattoeng merangkap jabatan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Mamuju.
Rina, salah seorang warga mengaku kecewa karena Camat Simboro tidak berada di kantor sementara berkas administrasi yang dibawanya harus segera disetor ke atasannya.
“Kasihan kita jauh-jauh datang, naik ojek lagi tapi camatnya tidak ada di kantor,” keluh Rina, Jumat (25/2/2022).
Hal sama dialami warga lainnya, Awal Dion Saputra. Menurut dia, dirinya harus bolak-balik sekadar mendapatkan tanda tangan Camat Simboro yang merangkap sebagai Plt Kadis Perdagangan Mamuju.
“Dari kantor Camat Simboro yang berada di Kelurahan Rangas harus menemui Abdul Syahid Pattoeng di kantor Dinas Perdagangan Mamuju. Setelah itu kembali lagi ke kantor Camat Simboro hanya untuk stempel berkas usai ditandatanganinya,” kata Awal.
Salah seorang staf kantor Camat Simboro yang enggan disebutkan identitasnya juga mengeluhkan rangkap jabatan yang membuat pelayanan di kantor tersebut tidak maksimal.
“Kasihan warga apalagi kalau jaraknya jauh yang tadinya bisa dibelikan beras atau kebutuhan lainnya, terpaksa dipakai untuk membayar ongkos ojeknya. Untung kalau ada Pak Camat, kalau tidak ada, kan kasihan mereka,” ujarnya.
Camat Simboro Abdul Syahid Pattoeng yang dikonfirmasi terkait rangkap jabatan mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan kebijakan Bupati Mamuju yang menunjuk dirinya sebagai Plt Kadis Perdagangan Mamuju.
“Ini adalah kebijakan pimpinan saya (Bupati Mamuju) karena pelantikan camat dan kepala dinas untuk sementara itu tidak ada. Sehingga saya ditempatkan di sini berhubung yang kepala dinas kemarin sudah pensiun,” ujar Syahid.
Dia mengaku mulai merangkap jabatan sejak 6 Desember 2021 usai dilantik sebagai Plt Kadis Perdagangan Mamuju. Syahid mengaku untuk memberikan pelayanan di dua kantor yang berbeda harus pintar-pintar mengatur waktu.
Apalagi di tengah kelangkaan minyak goreng yang membuat dirinya harus turun langsung meninjau toko-toko dan pendistribusian langsung minyak goreng ke masyarakat.
“Memang saya menyadari masyarakat butuh pelayanan yang dekat, kadang saya tinggalkan kantor ini kalau memang tidak ada yang sangat prinsip, saya menuju kantor camat,” tandas dia.
(Baca juga konten menarik SulbarKini di kumparan.com)
