BPOM Temukan Takjil Berbahaya di Polman, Mengandung Pewarna Teksil

BPOM Temukan Takjil Berbahaya di Polman, Mengandung Pewarna Teksil
BPOM Temukan Takjil Berbahaya di Polman, Mengandung Pewarna Teksil
Pegawai BPOM Mamuju sedang melakukan uji laboratorium terhadap sampel jajanan takjil/SulbarKini-Saharuddin Nasrun

SulbarKini, Polman – Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju menemukan takjil yang mengandung zat berbahaya, di Pasar Pekkabata, Kabupaten Polman, Sulawesi Barat (Sulbar).

Dari 47 sampel makanan dan minuman takjil yang diuji, satu di antaranya dinyatakan positif mengandung rhodamin B atau pewarna tekstil, yakni es doger.

Itu merupakan kasus perdana selama BPOM Mamuju melakukan penyisiran jajanan takjil aman, di Kabupaten Polman, Mamuju, Pasangkayu, dan Mateng.

“Kemarin kita temukan satu positif di wilayah Polman. Itu mengandung rhodamin B warna merah dalam sirup pemanisnya,” ungkap Lintang, Senin 18 April 2022.

Menindaklanjuti temuan itu, BPOM Mamuju bekerja sama dengan Dinkes dan Disperindagkop UKM Polman melakukan pembinaan dan pencatatan terhadap pedagang tersebut.

Baca Juga:  Hari Raya Kurban, Muhammadiyah Mamuju Sembelih 17 Sapi dan 3 Ekor Kambing

“Kita lakukan pengamanan untuk tidak lagi menjual (es doger, red) dan mengggunakan jenis pewarna itu,” ungkapnya.

Koordinator Subtansi BPOM Mamuju, Netty Mulyawati mengungkapkan, penemuan berawal ketika pegawai mengambil sampel takjil di tiga pasar berbeda. Di antaranya Pasar Tinambung, Campalagian, dan Wonomulyo.

Namun, kata dia, dari 23 sampel yang telah diuji, semua dinyatakan negatif bahan berbahaya. Barulah ketika melakukan pengujian di Pasar Pekkabata, kasus itu mengemuka.

“Di pasar itu kami ambil 24 sampel. Kandungan boraks dan formalin negatif. Tapi ada satu sampel dari es doger yang positif mengandung rhodamin B,” pungkas Netty. (***)